Persija EVOS menjadi satu dari dua tim perwakilan Indonesia yang akan berlaga pada babak Grand Final PMGC 2023 Turki. Setelah perjalanan panjang dari babak Group Stage, Survival Stage hingga Last Chance, Persija EVOS berhasil mengunci posisi mereka di babak Grand Final PMGC 2023 yang akan berlangsung tidak lama lagi.
Penampilan Persija EVOS sepanjang babak kualifikasi PMGC 2023 bisa dikatakan sangat tidak konsisten. Mereka sempat berebut posisi Top 3 di Group Green kemarin, namun pada akhirnya gagal mendapatkannya. Lalu pada babak Survival Stage, Persija EVOS "babak belur" setelah hanya menempati #15. Kemudian pada akhirnya mereka mampu bangkit pada babak Last Chance dan berhasil mengamankan #2 pada klasemen akhir. Tentunya hasil tersebut tidak lepas dari peran seluruh player dan coaching staff yang telah memberikan segalanya dengan maksimal. Namun nama Missery dan RedFace sepertinya perlu mendapatkan apresiasi setelah hujatan yang mereka terima sebelumnya.
Missery adalah in game leader (IGL) bagi tim Persija EVOS. Tentunya kehadirannya di setiap game yang dimainkan oleh Persija EVOS sangatlah penting. Sebagai seorang IGL, tentunya Missery adalah orang yang akan mengambil final decision untuk timnya. Namun Missery seperti sedang mengalami underperform pada babak Group Stage lalu. Total tampil sebanyak 23 match (terbanyak dalam tim), Missery hanya mampu mengumpulkan total 14 eliminasi. Kemudian pada babak Survival Stage, Missery bermain sebanyak 12 match (terbanyak dalam tim) dan mengumpulkan total 6 eliminasi. Walaupun berperan sebagai "orang belakang", namun Missery yang kita kenal adalah Missery yang selalu bisa mengomandoi rekan-rekannya dan sering memberikan back-up jika dibutuhkan.
Akhirnya Missery mampu bangkit pada babak Last Chance dengan berhasil menjadi "most kill" bagi Persija EVOS dengan 16 eliminasi dan mampu memberikan efek yang signifikan di setiap game yang dia mainkan.
RedFace selalu melekat dengan julukan "Gerakan Tambahan" yang diberikan oleh mantan rekan setimnya yaitu Microboy di salah satu kanal live-streamnya. Bukan tanpa sebab karena seorang RedFace seringkali melakukan movement yang dirasa tidak perlu sehingga mengakibatkan kerugian bagi tim. Namun hal itu sebenarnya wajar jika mengingat RedFace sebagai seorang "Scouter" yang bertugas untuk membuka jalan bagi teman-temanya. RedFace tampil kurang perforom pada babak Group Stage dengan hanya dimainkan sebanyak 15 match saja dengan total 15 eliminasi. Pada babak Survival Stage perforoma dari RedFace mulai menanjak setelah berhasil meraih total 11 eliminasi dari 10 match.
Puncaknya adalah pada babak Last Chance dimana RedFace berhasil meraih gelar Most Valuable Player (MVP) dengan raihan 15 eliminasi. RedFace terakhir kali meraih gelar MVP bersama ION Esports pada PMPL Indonesia Season 2 lalu.
Missery dan RedFace yang mampu bangkit dari keterpurukan tentunya memberikan dampak yang sangat positif bagi tim Persija EVOS. Zuxxy, Luxxy dan Linx tentunya juga tidak lepas dari sorotan karena mereka mampu menyajikan gameplay yang konsisten di setiap game yang mereka mainkan. Namun kembalinya performa Missery dan RedFace seolah-olah membuat Persija EVOS terlihat seperti tim yang sama ketika berhasil meraih gelar juara PMPL Indonesi Fall 2023 lalu. Jika para palyer dari Persija EVOS terus tampil konsisten tanpa seorang pun yang underperform, bukan tidak mungkin Persija EVOS mampu berbicara banyak pada babak Grand Final PMGC 2023 mendatang.
photo via instagram @redface_eksa @btr_miseryyy